iezul.web.id - Hidup ini indah begini adanya, ungkapan ini renyah penuh makna, bagi sebagian orang, ungkapan tersebut mungkin seperti ungkapan rasa bersyukur, bagi sebagian orang lagi, ungkapan tersebut mungkin saja sebagai rasa pasrah terhadap keadaan, tetapi terlepas dari dua ungkapan orang tersebut, saya hanya ingin sedikit berbagi kisah saja, begitulah namanya pun sebagai blog pribadi, sebagai ganti dari diary yang tak pernah tersentuh lagi.
Hidup ini indah begini adanya, kutipan dari buku Filosofi Kopi by Dee Lestari |
1 September 2016, perkuliahan kembali dimulai, dan saya merupakan orang pertama yang mengajar, memang kebetulan hari kamis itu saya kebagian jadwal untuk mengajar Filsafat Pendidikan untuk PGMI kelas B, dan ternyata jadwal untuk mahasiswa berbeda, dilembaran yang saya dapat jadwal saya adalah untuk kelas B, sedangkan anak kelas A malah meminta saya untuk masuk ke kelas mereka, dan akhirnya saya berikan jadwal terbaru dari saya, yang terbaru dari bagian akademik. sekitar 90 menit jam pelajaran, saya hanya berbagi cerita saja, sedangkan materi hanya tersentuh dikit, setidaknya ada yang dibawa pulang. hehe itupun tentang pengertian filsafat dan tujuannya. selebihnya saya banyak berkisah tentang cerita saya tidak lulus kuliah :D. coba baca di sini.
melihat dari beberapa status teman-teman di FB, sepertinya mereka merasa berat dalam menjalani masa kuliah, hingga terlihat kebimbangan untuk terus lanjut atau berhenti, dan akhirnya sayapun ikut berbagi sedikit motivasi saja, bahwa
Jalanilah hidup apa adanya
karena kalau kita berhenti kuliah, maka hanya akan merugikan diri sendiri dan juga akan membuat sedih orang tua kita, mengapa begitu? karena mereka berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin dengan berbagai pengorbanan yang mungkin tak kita ketahui bagaimana kerasnya mereka berusaha.
perjuangan S2 memang tidak semudah yang kita bayangkan, terlebih kuliah di luar pulau yang hawa persaingan dan berbagai tugas yang bisa dikatakan tidak mudah, bahkan sangat berat menurut saya yang terbiasa dengan santai ketika kuliah S1. selesai semester 1 dan 2 saya beberapa kali ingin berhenti kuliah, terus dan terus, saya merasa tugas kuliah ini terlalu berat. tetapi untungnya perasaan peluh kesah ini hanya saya diamkan dalam hati saja, cukup dia bersembunyi dalam bilik Qulb ini, selebihnya saya tidak bercerita dengan orangtua saya. setiap saya mengerjakan tugas, saya selalu melihat bagaimana teman-teman saya yang juga berjuang untuk menyelesaikannya.
Dia bisa, mengapa saya tidak, (you can if you think you can)
pepatah itulah mungkin yang terus menguatkan saya untuk terus berjuang meneruskan kuliah, meskipun kalau dipikir dengan otak biasa saya gak akan kuat menjalaninya.
90 menit berlalu, saya menyarankan teman-teman mahasiswa untuk terus belajar di kampus dan jangan pernah berhenti, seberat apapun tugas dan sebanyak apapun kesibukan tersebut yang diberikan oleh dosen, teruslah berjuang, karena kita akan menyesal ketika sudah tua nanti, apalagi kita tidak akan mempunyai tempat lagi untuk belajar seperti di kampus begini. meskipun ada kelas pegawai, pembelajaran yang diajarkan pun pastinya berbeda dengan kelas reguler, selain itu kekuatan kita dalam menangkap berbagai ilmu pelajaran yang masuk pun juga akan berbeda. begitu menurut saya, bahkan kalau anda menikah, teruslah kuliah dan belajar, karena kuliah tidak menuntut sebuah status.
Salam :)