Lombok tak
hanya punya deretan pantai indah untuk disambangi. Kota terpopuler di Provinsi
Nusa Tenggara Barat ini juga memiliki kenakeragaman etnis yang sangat
menjunjung tinggi toleransi. Kerukunan antarumat beragama di Lombok tersebut
tecermin melalui tradisi Perang Topat.
(sumber : kompas.com)
Sesuai
dengan namanya, Perang Topa adalah tradisi saling melempar topat (ketupat)
antara dua kubu. Meski namanya perang, tradisi satu ini mampu mengakrabkan
warga Hindu dan Muslim yang tinggal di Kabupaten Lombok Barat. Konon, tradisi
ini berlangsung sejak zaman Kerajaan Bali hingga saat ini.
Wujud Nyata Kerukunan Masyarakat Hindu dan
Muslim
Tradisi
Perang Topat digelar setiap hari ke-15 bulan 7 pada penanggalan Suku Sasak atau
hari ke-15 bulan 6 pada kalender Hindu Bali. Tradisi ini diikuti warga Hindu
dan Muslim di Lombok Barat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Sebelum memulai
perang, warga Hindu berkumpul di Pura Lingsar, sedangkan warga Muslim biasanya
berkumpul di Kemaliq, tempat yang disakralkan oleh sebagian umat Muslim Lombok.
Begitu
aba-aba dibunyikan, kedua kubu mengerahkan tenaga untuk melemparkan ketupat
sebanyak-banyaknya sembari mengenakan pakaian adat Suku Sasak. Tak ada amarah
maupun dendam, semua peserta Perang Topat larut dalam gelak tawa keseruan
tradisi rutin ini. Setelah perang selesai, para peserta membawa pulang sisa
ketupat untuk dimakan. Menurut warga setempat, ketupat yang digunakan untuk
Perang Topat dipercaya mampu mendatangkan rezeki.
Arak-arakan pun Turut Meramaikan Tradisi
Perang Topat
Sebelum
Perang Topat dimulai, warga Lombok Barat biasanya menggelar arak-arakan dengan
membawa benda pusaka, sesajian kembang, hasil panen, dan tak ketinggalan
ketupat. Arak-arakan pun diiringi musik khas gamelan Suku Sasak untuk
membangkitkan semangat para peserta.
Ketupat dan
sesajen tersebut dikumpulkan di Kemaliq, yang merupakan bangunan simbol
persatuan umat Islam dan Hindu di Lombok. Selain arak-arakan, pagelaran tari
dan musik tradisional pun turut dihadirkan untuk memeriahkan ritual ini. Warga
dari berbagai penjuru kota dan luar daerah pun tak jarang datang ke Lombok
Barat khusus menyaksikan tradisi Perang Topat.
Tak ayal,
tradisi ini pun mampu menarik minat wisatawan domestik dan asing untuk
menyaksikan kemeriahan ritual yang mempersatukan dua agama mayoritas di Lombok
tersebut. Pemerintah setempat pun berupaya terus melestarikan tradisi ini
karena dianggap sebagai perwujudan kerukunan umat beragama di Lombok.
Anda pun
dapat menyaksikan kemeriahan tradisi Perang Topat saat berlibur di Lombok
kelak. Namun, pastikan Anda mencari berbagai informasi yang diperlukan seputar
agenda wisata Lombok dan kebutuhan wisata agar liburan pun semakin nyaman dan
menyenangkan.
Liburan di
luar kota tentu belum lengkap tanpa adanya akomodasi berkualitas. Anda dapat
dengan mudah menemukan hotel di
Lombok. Namun, pastikan hanya memilih Airy sebagai
akomodasi bujet terbaik yang tak hanya terjangkau, tapi juga memiliki jaminan
fasilitas untuk kenyamanan menginap Anda.
Dengan
jaringan hotel terbesar di Indonesia, Anda dapat memperoleh kenyamanan menginap
yang maksimal berkat kamar yang luas dan dilengkapi tempat tidur bersih,
penyejuk ruangan, dan air mineral di setiap kamarnya. Kehadiran TV layar datar
dengan pilihan kanal lokal dan internasional serta jaringan Wi-Fi gratis dapat
menjadi sarana hiburan selama menginap. Kamar mandi dengan shower air hangat dan perlengkapan higienis akan melengkapi
kebutuhan sanitasi Anda.
Segera pesan
kamar di hotel
pilihan Anda dengan mengunjungi website
dan aplikasi Android serta iOS yang dapat diunduh secara gratis. Setelah booking, selesaikan pembayarannya melalui
transfer bank maupun kartu kredit untuk transaksi yang lebih praktis.
Yuk,
wujudkan pengalaman liburan terbaik Anda sekarang juga!